DPC PAN, Kalianda, Lampung Selatan

DPC PAN, Kalianda, Lampung Selatan
Bersama Ususngan PAN Lamsel, Zainuddin Hasan dan Ikang Fawzi (Ahmad Zulfikar Fawzi)

Amanat bagi PAN untuk Ikang Fawzi di Lampung Selatan, Lampung

Amanat bagi PAN untuk Ikang Fawzi di Lampung Selatan, Lampung
Amanat bagi PAN untuk Ikang Fawzi di Lampung Selatan, Lampung

Ketum PAN Hatta Radjasa Medukung Seluruh Kader Berpotensi Maju Jadi Birokrat Indonesia

Ketum PAN Hatta Radjasa Medukung Seluruh Kader Berpotensi Maju Jadi Birokrat Indonesia
Ketum PAN Hatta Radjasa Medukung Seluruh Kader Berpotensi Maju Jadi Birokrat Indonesia

Minggu, 28 Maret 2010

Membuat Komunitas Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Barang Cantik


Senin, 22 Maret 2010 15:43

Kemasan bekas produk biasanya berakhir di tempat sampah. Tetapi di tangan yang kreatif, kemasan bekas produk bisa menjadi barang yang berguna. Berangkat dari kesadaran akan kepedulian pengelolaan sampah plastik, Komunitas binaan Bang Zai--nama akrab Dr Zainuddin Hasan--Calon Bupati Lamsel pada Senin (22/03) lalu mengadakan pelatihan daur ulang sampah plastik menjadi berbagai macam tas cantik di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

Program yang dicanangkannya tidak hanya mengajak masyarakat untuk gemar membaca saja, lebih dari itu Bang Zai yang peduli dengan Kabupaten Lampung Selatan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sampah plastik di lingkungan masyarakat menjadi suatu barang yang bisa dimanfaatkan.

Menurut Iakng Fawzi penyanyi Rock terkenal Indonesia yang menjadi pasangannya, program daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh Komunitas di Laianda Lampung Selatan sendiri dimana hal tersebut baru awal saja wilayah lainnyapun lain akan kita lajak untuk bersama-sama memiliki kesadaran melakukan program daur ulang sampah plastik seperti ini” tuturnya sambil memperlihatkan tas cantik berbahan sampah plastik hasil dari kreatifitas peserta pelatihan daur ulang sampah plastik.

Ibu Marissa Haque istri Mas Ikang selaku asisten trainer program daur ulang sampah plastik terlihat aktif memberikan arahan kepada ibu-ibu yang hadir untuk mengelola sampah menjadi tas. Sampah plastik terlebih dahulu dikumpulkan, kemudian dibersihkan dari kotoran yang ada di dalam sampah plastik tersebut, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemudian dipotong untuk menjadi panel yang selanjutnya dari panel tersebut dibuat pola. sebagai tahapan akhir, dari pola tersebut dibentuklah produk yang diinginkan.

Metode anyaman bisa untuk digunakan membuat dompet dan tas. Metode ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang tidak memiliki keterampilan menjahit dengan mesin. Bahan yang dibutuhkan tidaklah sulit dicari. Bekas bungkus jajanan anak-anak, bungkus kopi, kemasan minyak goreng, mie instant, deterjen, pelembut pakaian, dan lain-lain bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tas cantik. Ibu Marissa juga menuturkan masyarakat harus cerdas dalam mengelola sampah,“Semoga dengan adanya pelatihan ini sampah plastik bisa berkurang, dan sampah plastik yang ada bisa menjadi barang yang bermanfaat” ujarnya.

Sementara itu Ibu Yasmin Shahnaz istri dari Bang Zai yang juga mengikuti pelatihan daur ulang sampah plastik mengaku senang bisa belajar mengolah sampah menjadi berbagai macam barang yang bisa dimanfaatkan itu.” Saya baru tahu ternyata sampah plastik kalau kita olah bisa menjadi tas yang menarik ” akunya.

Di akhir dari pelatihan ini, warga nampak puas menunjukkan hasil kreasinya. Hasil ini sangat luar biasa, meskipun waktu pelatihan yang cukup singkat ternyata hasilnya memuaskan. Pelatihan daur ulang sampah plastik apabila ditindaklanjuti juga bisa bernilai ekonomis, selain untuk menyelamatkan lingkungan kita juga bisa mendapatkan hasil dari daur ulang sampah yang telah kita lakukan. (musrinah)

2 komentar:

  1. Alhamdulillaaah... thx so much sist!

    BalasHapus
  2. Dari Tobaroni Abdullah Muhtadi October 20, 2010 untuk Bunda Marissa Haque & Ayahanda Ikang Fawzi, at 9:07am

    Allah berseru pada hamba-Nya, “Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!

    Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

    Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

    Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

    Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.

    Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.

    Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-Ku, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain Dia—red.), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain Aku.

    Jangan pernah engkau melangkah ke luar rumah tanpa mengharap keridhaan-Ku, sebab Aku-lah yang menunggumu (di luar rumah—red.) untuk menjadi penuntunmu.

    Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali setelah engkau menyelesaikah shalatmu, niscaya akan Aku jaga engkau di siang dan malam harimu, akan Aku jaga pula hatimu, akan Aku jaga pula urusanmu, dan juga keteguhan kehendakmu.

    Tahukah engkau bagaimana caranya engkau datang menemui-Ku seorang diri? Hendaknya engkau menyaksikan bahwa sampainya hidayah-Ku kepadamu adalah karena kepemurahan-Ku. Bukan amalmu yang menyebabkan engkau menerima ampunan-Ku, bukan pula ilmumu.

    Kembalikan pada-Ku buku-buku ilmu pengetahuanmu, pulangkan pada-Ku catatan-catatan amalmu, niscaya akan aku buka dengan kedua tangan-Ku, Kubuat ia berbuah dengan pemberkatan-Ku, dan akan kulebihkan semuanya itu karena kepemurahan-Ku.”

    (Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, dengan beberapa kalimat yang diperbaiki tata bahasanya.)

    BalasHapus